PERANG DAGANG AS-CHINA



            

KRONOLOGI PERANG DAGANG ANTARA AS-CHINA ,DAMPAK DAN SOLUSI DAN OPINI MENURUT PENDAPAT SAYA
                                             Hasil gambar untuk menceritakan perang dagang antara amerika dan tiongkok
Perang Dagang kali ini tidak sama dengan Perang Dingin. Tetapi perselisihan antara dua negara ekonomi terbesar di dunia, Amerika dan China, akan membawa dunia ke dalam wilayah yang benar-benar baru. Dengan dampaknya yang cukup meluas, salah satunya Indonesia.
1.     Latar Belakang Peristiwa Perang Dagang Antara AS Dengan China
Presiden AS Donald Trump menandatangani sebuah memorandum pada 22 Maret 2018 menurut Seksi 301 Undang-Undang Perdagangan 1974, memerintahkan Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat  (USTR) untuk menerapkan tarif sebesar US$50 miliar terhadap barang-barang Tiongkok. Dalam sebuah pernyataan resmi, seperti yang disyaratkan oleh seksi tersebut, Trump mengatakan bahwa tarif yang diusulkan adalah "respons terhadap praktik perdagangan Tiongkok yang tidak adil selama bertahun-tahun", termasuk pencurian kekayaan intelektual AS.
Rangkaian Kejadian Penyebab Perang Dagang AS-CHINA
2 Mei 2016: Selama kampanye kepresidenan, Donald Trump membandingkan defisit perdagangan AS dengan China menyebutnya dengan istilah 'pencurian'.

28 Juni 2016: Trump membentangkan tujuh langkah perdagangan untuk mengembalikan pekerjaan Amerika, termasuk melabeli China sebagai manipulator mata uang pada hari pertama menjabat di Gedung Putih dan menggunakan "setiap kekuatan presidensial yang sah untuk memperbaiki perselisihan perdagangan". Taktik dagang itu termasuk penerapan tarif.

November 2016 - Januari 2017: Trump memenangkan pemilihan presiden AS, lalu memilih mereka yang terkenal dengan sebutan hawks (mereka yang senang menggunakan kekuatan politik ketimbang diskusi) untuk menempati posisi penting dalam perdagangan.
Peter Navarro, penulis 'Death by China', ditunjuk untuk menjabat sebagai pemimpin Dewan Perdagangan Nasional yang baru dibentuk.

Robert Lighthizer, yang sebelumnya menegosiasikan pembatasan impor baja dan merupakan wakil perdagangan AS selama pemerintahan Reagan, diangkat sebagai Perwakilan Perdagangan AS.

7 April 2017: Presiden Tiongkok, Xi Jinping, bertemu dengan Trump di resor Mar-a-Lago di Florida. Pertemuan dua hari itu berakhir dengan bersahabat. Xi menyetujui rencana 100 hari untuk mengadakan pembicaraan perdagangan untuk meningkatkan ekspor AS dan mengurangi defisit dengan China, serta meningkatkan kerja sama dalam menekan ancaman nuklir Korea Utara.

12 April 2017: Trump mengatakan kepada The Wall Street Journal dia tidak akan menyebut China sebagai manipulator mata uang dalam laporan yang akan dikeluarkan Departemen Keuangan.

4 Juni 2018: Wilbur Ross mengakhiri pertemuan di Beijing tanpa perjanjian khusus tentang perdagangan. Kedua pihak berbicara secara umum tentang mengurangi defisit AS dengan meningkatkan pasokan produk pertanian dan energi ke China, menurut pernyataan Gedung Putih.

Beijing bersedia meningkatkan impor dari AS dan negara-negara lain, tetapi semua hasil negosiasi perdagangan tidak akan berlaku jika AS memberlakukan tarif, menurut pernyataan dari pihak China yang diterbitkan oleh surat kabar Xinhua yang dikelola negara.
6 Juni 2018: Perwakilan China mengusulkan proposal paket senilai hampir US$70 miliar dalam pembelian tahun pertama, jika administrasi Trump batal menerapkan tarif, The Wall Street Journal melaporkan, mengutip sumber. Proposal itu termasuk peningkatan pembelian kedelai, jagung, gas alam, minyak mentah dan batu bara China

7 Juni 2018: ZTE menyelesaikan masalahnya dengan AS, membayar hingga US$1,4 miliar karena melanggar perjanjian Maret 2017. Hingga pembayaran dilakukan, perusahaan peralatan telekomunikasi China tetap dilarang membeli komponen dari perusahaan AS.

12 Juni 2018: Saham ZTE anjlok lebih dari 40% di bursa Hong Kong setelah diperdagangankn kembali setelah berhenti hampir dua bulan.

15 Juni 2018: Kantor Perwakilan Perdagangan AS merilis daftar 1.102 barang impor China senilai sekitar US$50 miliar. Tarif 25% untuk 818 barang-barang ini, senilai sekitar US$34 miliar, akan berlaku mulai 6 Juli.

284 produk lainnya, bernilai sekitar US$16 miliar, akan menjalani proses uji publik sebelum keputusan akhir untuk menetapkannya.

China menanggapi dengan membuat daftar 545 impor AS senilai kira-kira US$34 miliar yang akan dikenakan tarif 25% mulai 6 Juli. Produk-produk ini termasuk kacang kedelai, kendaraan listrik, berbagai kendaraan listrik hibrida dan berbagai makanan laut. Pesawat tidak ada dalam daftar.

Beijing juga mengatakan akan memberlakukan tarif tambahan pada 114 barang AS termasuk alat pencitraan resonansi minyak, dan diesel dan magnetik. Secara keseluruhan, kedua daftar tersebut mencakup 659 barang AS, senilai US$50 miliar.

18 Juni 2018: Senat AS meloloskan RUU pendanaan militer dengan ketentuan yang memberlakukan kembali larangan pembelian komponen ZTE dari perusahaan AS. Versi RUU Dewan Perwakilan Rakyat, yang disahkan pada bulan Mei, tidak termasuk ketentuan ZTE. Saat sebuah komite tengah menyelesaikan perbedaan, Gedung Putih masih bisa mendorong perubahan.

Di malam hari, Trump mengatakan dia telah mengarahkan Perwakilan Perdagangan AS untuk mengidentifikasi barang-barang China senilai US$200 milyar untuk dikenakan tarif tambahan 10%. Tarif ini akan berlaku jika China tidak mengubah praktiknya dan menerapkan tarif yang diumumkannya, menurut pernyataan di situs Gedung Putih. 

2.     Dampak Positif dan Negatif bagi Indonesia
(+)DAMPAK POSITIF
1)      Indonesia punya peluang ekspor baja, alumunium, besi, dan buah.
                Akibat perang dagang antar kedua negara tersebut , Indonesia punya potensi untuk mengekspor barang ke kedua negara itu. Tidak cuma itu, Indonesia juga bisa jadi negara ketiga yang "mengambil jatah" ekspor China dan Amerika. Perang dagang itu dinilai sangat kompleks. Salah satu sebab awalnya adalah pertumbuhan komoditas baja dan alumunium di China.
2)      China mengenakan tarif impor kedelai mahal, pasti mereka mencari alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan minyak nabati dari kedelai. Nah, Indonesia bisa menggantikannya dengan CPO (Crude Palm Oil)

(-)DAMPAK NEGATIF
1)      Menurunnya ekspor bahan baku Indonesia ke China dan Amerika
                Menurunnya ekspor bahan baku atau bahan penolong Indonesia ke China dan Amerika, ini terjadi jika cakupan perang dagang meluas ke produk lain.
Tahap pertama dampak ke Indonesia ekspor kedua negara belum terlalu besar. Produk yang dihasilkan China kemudian diekspor ke Amerika itu ambil bahan baku dari Indonesia relatif sedikit.
2)      Indonesia terkena pengenaan tarif impor tinggi oleh Donald Trump, tapi tidak setinggi China. Maka dari itu konfliknya tidak terlalu heboh seperti China dan AS.
3)      Produk tekstil kita ke AS itu GSP nya sudah dicabut. Hal ini membuat harga tekstil di AS tidak bisa bersaing dengan produk tekstil lainnya
4)      China mengekspor tekstil ke AS, tapi karena ada pengenaan tarif impor yang tinggi ini, China tidak akan ekspor ke AS lagi, mereka butuh pasar baru. Indonesia bisa jadi salah satu pasar baru sasarannya. Hal ini bisa membuat produk tekstil kita juga kalah saing.

3.      Cara Menanggulangi Dampaknya bagi Indonesia
                Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengancam akan mengenakan tarif bea masuk 124 produk asal Indonesia. Ini dilatarbelakangi atas putusan AS agar produk Indonesia tak membanjiri negeri tersebut dengan produk ekspor asal Tanah Air. Padahal Indonesia merupakan salah satu negara Generalized System of Preference (GPS) dari pemerintah AS, yaitu negara yang mendapat fasilitas keringanan bea masuk dari negara maju untuk produk-produk ekspor negara berkembang dan miskin. Hal yang harus diatasi dari dampak perang dagang antara Amerika dan China yaitu sebagai berikut:
1)      Ekspor produk prioritas, yaitu mengoptimalkan ekspor produk-produk  unggulan ke Negeri Paman Sam (AS).
2)      Pemerintah kirim tim untuk bernegosiasi, hal ini untuk mempertahankan perlakuan GSP terhadap Indonesia.
3)      Cari produk baru, pemerintah akan mencari upaya lain untuk mengantisipasi dampak kebijakan perang dagang AS terhadap Indonesia dikarenakan AS banyak kepentingan ekonomi di Indonesia.
4)      Membentuk working group, untuk menghadapi perkembangan global termasuk perang dagang dengan AS. Working Group juga akab membahas upaya memperkecil defisit perdagangan Indonesia.

4.      OPINI
            Kesimpulan dari kronologi diatas kedua negara ini saling membutuhkan dalam beberapa komiditi tertentu. Amerika Serikat menetapkan kebijakan tarif terhadap produk – produk impor yang berasal dari China, dimana nilai tarif impor senilai 60 miliar US Dollar atau sekitar 824 Triliun Rupiah, hal tersebut tentu saja membuat China melakukan hal serupa terhadap produk impor dari Amerika Serikat yakni sekitar 3 miliar US Dollar. Dan dengan adanya perang dagang antar kedua negara ekonomi terbesar ini membuat salah satu komoditi penting tersebut tidak dipenuhi maka akan timbul gejolak dalam negara tersebut, dan dampak lain yang timbul dari Amerika Serikat maupun China adalah semakin banyaknya produk yang diproduksi, namun permintaan dari negara lain semakin berkurang, hal ini menambah persoalan baru pada kedua negara tersebut, sehingga satu – satunya solusi kedua negara tersebut mencari negara lain yang memiliki potensi yang baik dan bagus, dan umumnya yang terkena dampak adalah negara – negara berkembang dengan nilai impor yang besar, salah satunya Indonesia.
  Sehingga jika negara – negara yang menjadi sasaran pasar kedua negara tersebut jika tidak adanya kebijakan dari negara tersebut, maka produk impor tersebut akan membajiri negara tersebut. Dan ini menimbulkan gejolak lain didalam negeri pengimpor tersebut, seperti mulai kalahnya daya saing produk dalam negeri.



 Referensi


Komentar

Postingan Populer